Monday, June 30, 2008

Kucintaimu

Kumencintaimu tak berarti bahwa kau juga menyayangiku walau kaw sebenarnya mencintaiku.

Kembali padanya

Aku bukan siapa-siapa untukmu..

bisikan Gundah

kegundahan hati ataokah kedengkian ataokah rasa prustasi yang menggunung di hati...tercurah dengan mesra lewad seonggok tampilan kalimat untuk kamu yang membunuh hatiku:

Aku sering berpikir bahwa semua orang pada dasarnya baek,
Semua selalu berpikir untuk mencicipi kebaekan,
Ingin keberuntungan hidup selalu ada dalam dekapan,
Selalu ingin merasa pasti ada jalan buat merasakan bahagia,
bangkit dalam segala keterpurukan yang ada pada diri,
Untuk bisa tersenyum di saad semua menjadi gelap,
hambar bagi yang dikorbankan,
Korban suatu kesia-sian dan kemunafikan,
Korban atas sebuah alasan yang sengaja dilontarkan,
Alasan untuk membenci diri yang disalahkan atas suatu kehampaan,
Merasakan indah cinta di saad yang laen hanya bisa melongo,
Hingga tetes aer mata pun enggan turun,
Bukan karena tak mao,
Aer mata telah mengering habis terkuras dalam hempasan kepedihan hati,
Bertemankan malam tanpa bintang,
Memandang ke depan yang terasa gelap,
Hampa..
Ingin berada pada saad terbuai indahnya hidup,
Hidup laksana pangeran bermahkotakan bahagia,
Pangeran yang bertemankan sang puteri yang membuai diri,
Tapi semua sudah menampar diri,
Mencabik-cabik harga diri hingga mendekati mati,
Kering jiwa dalam gontai langkah kaki,
Sehingga berpikir risalah hati semakin tak berarti,
Haruskah semua ini benar-benar diakhiri,
Walau semua terasa indah,
Keindahan yang berasa semu,
Lelah untuk selalu lari dari apa yang terjadi,
Lebih dari sekedar trauma pada jiwa yang mati,
Berteman bayang semu yang selalu meringis di tepian hati,
Hati yang sedih tak terdefinisi,
Dikala kisah sejati telah bersuka dengan lain hati...
lelah dengan semua lara ini...