Tuesday, December 8, 2009

Pandangan Dahlan Iskan ttg Sri M...

HATI kecil saya masih berharap mudah-mudahan hasil pemeriksaan investigasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas kasus Bank Century itu tidak seluruhnya benar. Sebab, kalau memang tidak ada yang salah, akibatnya akan sangat dramatis: kita bisa kehilangan menteri keuangan yang sangat kita banggakan. Seorang menteri, Sri Mulyani, yang reputasinya begitu hebat. Baik di dunia internasional maupun dalam mengendalikan keuangan negara. Secara internasional dia terpilih sebagai menteri keuangan terbaik di dunia dua tahun berturut-turut. Di dalam negeri dia dikenal sebagai menteri pertama yang berani mereformasi birokrasi di departemennya. Juga menteri yang sangat ketat mengendalikan anggaran negara. Bahkan, dialah satu-satunya menteri yang berani minta berhenti ketika ada gelagat pemerintah akan membela seorang konglomerat yang dia anggap tidak seharusnya dibela.

Hati kecil saya masih berharap, mudah-mudahan ada yang tiba-tiba mengatakan: kesimpulan BPK itu diperoleh dengan cara kerja yang kurang benar. Maka kita tidak akan kehilangan menteri keuangan yang pandainya bukan main itu. Pandai dalam ilmunya, pandai dalam menjelaskan pikirannya, dan pintar bersilat kata. Saya melihat kecepatan berpikirnya sama dengan kecepatan bicaranya. Kalau lagi melihat cara dia mengemukakan pikiran, seolah-olah otak dan bibirnya berada di tempat yang sama.

Hati kecil saya masih berharap, mudah-mudahan ada orang yang tiba-tiba menemukan data bahwa BPK telah salah ketik. Maka, kita tidak akan kehilangan menteri yang mampu rapat dua hari dua malam nonstop untuk menyelamatkan keuangan negara. Rapat itu tidak boleh berhenti karena lengah sedikit berakibat pada kebangkrutan ekonomi nasional. Rapat itu tentu melelahkan karena angka-angkalah yang akan terus berseliweran. Angka-angka yang rumit: kurs, suku bunga, devisa, likuiditas, rush, neraca perdagangan, stimulus, dan seterusnya. Angak-angka itu saling bertentangan, tapi menteri tidak boleh memilih salah satunya. Dia harus membuat keputusan yang harus memenangkan semua angka yang saling merugikan itu. Padahal, dia baru saja tiba dari Washington, AS, untuk berbicara di forum KTT G-20 yang amat penting itu. Di Washington dia tahu bahayanya ekonomi dunia. Tapi, dia mampu memikirkan keuangan internasional sekaligus keuangan nasional dalam waktu yang sama di belahan dunia yang berbeda. Dia harus menghadiri KTT G-20 di Washington saat itu (kebetulan saya ikut di rombongan situ) saat rupiah tiba-tiba melonjak menjadi Rp 12.000 per dolar AS. Dia harus tampil cool di forum dunia yang Singapura pun tidak boleh ikut di dalamnya itu sambil tegang bagaimana harus mengendalikan rupiah yang sudah membuat warga negara Indonesia panik semuanya.

Dialah menteri yang datang ke Washington hanya untuk mengemukakan pikiran briliannya dan harus langsung kembali ke tanah air pada hari yang sama untuk mencurahkan perhatian pada ekonomi yang hampir bangkrut itu.

Hati kecil saya masih berharap, mudah-mudahan ada orang yang mengatakan bukan dia yang harus bertanggung jawab. Tapi, ada pihak lainlah yang harus mendapat hukuman. Kalau tidak, kita akan kehilangan seorang menteri yang di saat ibu kandungnya, Prof Dr Retno Sriningsih Satmoko, sedang sakit keras menjelang ajalnya, dia tidak bisa menengok sekejap pun. Dia memilih mencurahkan segala pikiran, tenaga, dan emosinya untuk menyelamatkan ekonomi bangsa ini. Dia tidak bisa menjenguk ibu kandungnya yang jaraknya hanya 45 menit penerbangan di Semarang sana. Dia harus mencucurkan air mata untuk dua kesedihan sekaligus: kesedihan karena ibundanya berada di detik-detik akhir hidupnya dan kesedihan melihat negara dalam bibir kehancuran ekonomi. Dua-duanya tidak bisa ditinggal sedetik pun. Rupiah lagi terus bergerak hancur dan detak jatung ibunya juga lagi terus melemah. Dan, Sri Mulyani memilih menunggui rupiah demi nyawa jutaan orang Indonesia.

Maka hati kecil saya masih berharap ada data di kemudian hari bahwa kebijaksanaan itu sendiri tidak salah. Sebab, sebuah kebijaksanaan bisa diperdebatkan salah benarnya. Saya masih berharap yang salah itu dalam pelaksanaan kebijaksanaannya. Yakni, saat mendistribusikan uangnya yang Rp 6,7 triliun itu. Dan saya sangat-sangat yakin dia tidak mendapatkan bagian serupiah pun.

Maka saya sangat bersedih karena sampai hari ini belum ada satu pihak pun yang berhasil mengatakan bahwa hasil pemeriksaan BPK itu salah. Belum ada yang membantah bahwa hasil pemeriksaan BPK itu keliru. Semua masih mengatakan, hasil pemeriksaan BPK itu menunjukkan bahwa dia bersalah dalam mengambil keputusan. Dan hukum harus ditegakkan.

sumber :http://dahlaniskan.wordpress.com/2009/12/07/hati-kecil-saya-untuk-sri-mulyani/

Friday, December 4, 2009

sudah 3 jumat

yups, dah nyampe 3 jumat setelah moment dimana diri ini yang menyatakan secara vulgar apa yang terjadi tentang diirmu di hatiku. Semakin lama semakin takut diri ini untuk kehilanganmu.
Bahakan saia tak sanggup untuk berpikir apa yang akan terjadi pada hidupku jika saia tanpamu. Kamu banyak mengajarkan diri ini bagaimana untuk hidup di jalan yang benar dengan Bapa yang di surga. Begitu banyak nilai kehidupan yang bisa kulihat dari hidupmu.

Satu hal yang saia punya dari semua ini adalah, kadang keberanian untuk mengungkapkan perasaan di hati harus begitu matang dipertimbangkan. tapi melihatmu, saia semakin yakin bahwa Bapa sayang ma diriku.
Bapa beri kesempatan buatku untuk mengenalmu.
Bapa beri kesempatan padaku buat lebih mengenalmu.
Bapa beri kesempatan untuk mengenal keluarga indahmu.
Bapa beri kesempatan buatku untuk mencintaimu.
Bapa beri kesempatan buatku untuk mencintaimu dengan apa yang menjadi kelebihan dan kekuranganku.
Bapa mengajariku untuk memberi yang terbaik dari yang saia punya.
Bapa memberiku kesempatan untuk melihat wujud dari seorang perempuan yang taat pada Bapa.
Saia bahagia bisa berbagi denganmu.
Saia bahagia saia bisa berkata jujur padamu bahwa saia sangat menyayangimu.

Mungkin dirinya sudah tahu apa yang kuharap dari dia.
Mungkin begitu banyak dugaan tentang perasaan cinta ini.
Pada banyak kesempatan tak sengaja ku bersenandung mau dibawa kemana hubungan kita. Satu hal yang pasti adalah keseriusan menjadi urusan hidupku dengan perasaan cintaku padamu. Kamu selalu ada dihatiku.

The point is, i'm nothing without ur love. I know i can feel ur love( ur love to me for real). Saia sangat mengharapkan cintamu. Bapa berkati keinginanku. Apapun yang menjadi halangannya kiranya Bapa dalam nama Tuhanku yang hidup menghapus semua itu. Kiranya perasaan cintaku ini dapat terus tumbuh dalam hati dan pikiranku serta dirinya. terima kasih Bapa bahwa saia dapat mencintai dengan tulus.

Setidaknya berikanlah tandanya kepadaku.